Pentingnya Berdzikir dan Mengingat Allah

Al-Qur’an tidak jarang mengingatkan kita guna berdzikir dan menilik Allah swt. Bahkan tidak saja mengingat sesekali saja tapi tidak jarang kali mengingat-Nya sepanjang waktu. Seperti Firman Allah swt,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً – وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingat-lah untuk Allah, dengan menilik (nama-Nya) sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada masa-masa pagi dan petang.” (QS.al-Ahzab:41)



Kita seluruh tau bahwa Allah ialah Sang Pencipta yang sangat Mengetahui keperluan ciptaan-Nya. Dia tidak bakal Memerintahkan sesuatu kecuali sebab hamba-Nya sangat memerlukan hal itu. Dan Dia tidak Membutuhkan apapun dari ibadah dan amalan kita.

Perintah untuk tidak sedikit berdzikir dan mengingat-Nya di pagi dan senja hari ialah isyarat supaya kita tidak jarang kali mengingat-Nya dalam situasi apapun. Lalu apa manfaat dari mengi
ngat Allah?

Dengan mengingat-Nya anda akan tidak jarang kali dalam situasi sadar. Sadar bahwa kita ialah seorang hamba, sadar bahwa anda begitu lemah, sadar bahwa segala sesuatu tak bakal terjadi tanpa Kehendak-Nya. Maka dengan kesadaran tersebut hati anda akan merendah, khusyuk dan tidak jarang kali tenang. Karena anda tidak bergantung untuk siapapun di samping Allah swt.

Di samping itu, dengan selalu menilik Allah akan mengawal hubungan anda dengan lingkungan sekitar. Karena masing-masing kesalahan tersebut muncul sebab kita sedang melupakan-Nya.

Tapi ingat, dzikir dan menilik Allah tidak saja kerja lisan saja. Makna dzikir yang sebenarnya ialah hadirnya hati yang selalu bersangkutan dengan Allah swt. Allah swt Berfirman,

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا

“Dan janganlah anda mengikuti orang yang hatinya sudah Kami Lalaikan dari menilik Kami.” (QS.al-Kahf:28)

Dzikir dengan lisan tidak dapat menjadi jaminan. Karena dalam ayat ini Allah Menekankan bahwa yang berdzikir dan yang lalai ialah hati, bukan lisan. Seorang yang lisannya berdzikir belum pasti hatinya menilik Allah swt. Bisa sa saja lisannya tidak bergerak namun hatinya tidak jarang kali sadar dan ingat kepada-Nya.

Lisan hanyalah pembantu supaya hati dapat konsentrasi untuk mengingat-Nya. Maka beruntunglah siapa yang sering menilik Allah swt, sebab Dia sudah Berjanji dalam Firman-Nya,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun bakal Ingat kepadamu.” (QS.al-Baqarah:152)

Lalu siapa yang lebih beruntung dari seorang hamba yang selalu dikenang oleh Tuannya. Apalagi disaat kendala di dunia, kesendirian di alam kubur dan ketakutan di Hari Kiamat. Semoga kita tergolong orang-orang yang tidak jarang kali mengingat-Nya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pentingnya Berdzikir dan Mengingat Allah"

Posting Komentar